Sumber: “Mo Yan bromeó con Vargas Llosa y declaró su amor por García Márquez,” La Tribuna , 11 Oktober 2012. Mo Yan meraih Hadiah Nobel Sastra 2012. Sebuah penghargaan yang memang sangat layak –dan sudah waktunya—diterimanya. Meski sebagian kritikus menyebut gayanya juga “realisme magis”, namun buat saya Mo Yan terlalu bagus dan orisinal untuk disebut sebagai sekadar pengikut, katakanlah, Gabriel García Márquez. Oleh sebab itu Komite Nobel menyebut gayanya sebagai “realisme halusinatif”, untuk membedakan dengan “realisme magis.” Namun bukan berarti Mo Yan tak dekat dengan karya-karya Nobelis Sastra asal Kolombia itu atau oleh sastra Amerika Latin pada umumnya. Pada Mei 2011, saat menghadiri peluncuran terjemahan Cina resmi atas Cien años de soledad , Mo Yan berkata, “Setelah membaca tujuh halaman novel ini, dan terkesima oleh kalimat pertamanya, saya mendapat inspirasi untuk karya saya sendiri." Selama puluhan tahun mahakarya García Márquez tersebut, serta karya-karyanya yang lain...